Senin, 14 November 2016

BATU TAKUP LAGENDA RAKYAT MUKOMUKO

Batu Besar yang dijadikan tempat Menyusui Cerita Legenda Batu Takup di Desa Talang Arah Kecamatan Malin Deman Kabupaten Mukomuk
Batu Besar yang dijadikan tempat Menyusui Cerita Legenda Batu Takup di Desa Talang Arah Kecamatan Malin Deman Kabupaten Mukomuko
 Berbicara tentang Bumi Rafflesia, tak ada habisnya. Banyak orang yang senang menghabiskan waktu liburan atau akhir pekan di Provinsi Bengkulu. Salah satunya, Kabupaten Mukomuko, dengan sejuta tempat wisata yang unik. Disamping tempat wisata yang sengaja dibangun, banyak kekayaan alam yang sayang untuk dilewatkan.
Mukomuko bukan Kabupaten ‘Numpang Lewat’, sebab di Kampung Sakti Rantau Batuah ini memiliki Obyek Wisata dalam Sebuah Cerita Legenda. Ditambah lagi, saat pagi hari pemandangan disini sangat indah, diselingi kabut pagi yang mulai beranjak pergi dengan ditemani sang buruh perusahaan perkebunan, mencoba peruntungan dengan memanen Tandan Buah Segar (TBS), yang mulai terbangun bersamaan dengan senyuman sang mentari pagi.
Obyek Wisata Batu Takup adalah batu yang memiliki nilai historis dan sejarah. Sejak zaman dahulu hingga kini Batu Takup menjadi salah satu obyek wisata di Kecamatan Malin Deman. Namun, belum cukup dikenal dan banyak dikunjungi wisatawan.
Batu ini terletak di wilayah Desa Talang Arah Kecamatan Malin Deman, Kabupaten Mukomuko. Dari Kota Bengkulu, Batu Takup bisa ditempuh melalui jalur darat baik kendaraan roda dua maupun roda empat dengan waktu tempuh sekitar 5 Jam perjalanan atau sekitar 187 KM.
Menuju Batu Takup merupakan sebuah perjalanan yang sangat mengejutkan! Wuzz.,agak lebay memang, tapi kalau sudah buktiin sendiri, baru bisa mengerti. Sebab, perjalanannya lebih ekstrem. Tidak hanya naik turun, berkelok-kelok, berbatu koral, tanah kuning, medan yang dilewati, weleh-weleh kalau motor dan mobil yang tidak bener-benar dalam kondisi prima, bisa hancur tuh…
Untuk menuju kesana, kita mesti berhenti di Kecamatan Ipuh terlebih dahulu. Dari sana, pelancong melanjutkan perjalanan ke Kecamatan Malin Deman dengan melintasi Desa Sibak yang berjarak sekitar 4 Km hingga tiba di areal perkebunan sawit salah satu perusahaan Desa Talang Arah.
Obyek Wisata Batu Takup, dikenal bukan hanya karena panoramanya yang indah, tetapi juga dikenal karena legendanya yang sangat mashur. Menurut cerita warga setempat, batu ini merupakan sebuah kisah legenda yang dikenal masyarakat Malin Deman. Kisah ini menceritakan sosok laki-laki yang memiliki istri dua atau ‘Poligami, hidup mereka miskin, konon semasa itu dipercayai menetap di areal hutan Desa Talang Arah.
Diceritakan Rosma (76) warga Desa Talang Arah, semasa itu sosok laki-laki memiliki dua orang istri. Dari istri pertama, pria itu memiliki 3 orang buah hati, sementara istri muda belum dikaruniai anak. Namun, dalam perjalanan hidup mereka, laki-laki itu lebih sayang dengan istri muda dari pada istri tua.
Siingat Rosma yang ia dapat dari orang tuanya, sang pria lebih sayang dengan istri muda. Istri tua pun merasa iba hati atas perhatian lebih yang diberikan dengan istri muda. Singkat cerita, istri tua memutuskan untuk meninggalkan sang suami, dengan berlari ke hutan belantara. Dalam pelariannya itu, istri tua menitipkan dua orang anaknya yang telah beranjak remaja. Sementara anaknya yang masih menyusui dibawa dirinya.
Setelah beberapa jam perjalanan di hutan belantara, istri tua menemukan batu besar yang datar. Disana, dirinya beristirahat untuk menyusui anaknya. Usai menyusui anaknya, sang ibu pun berkata dengan anaknya itu ‘Tinggal lah di sini nak (Diatas batu,red), ibu mau bunuh diri,’ itu sepenggal ucapan yang masih teringat dibenak Rosma.
Mendengar istri tua meninggalkan rumahnya, sang suami pun berusaha mencari keberadaan sang istri tua. Setelah menguras keringat cukup banyak akhirnya keberadaan sang istri tua pun ditemukan sang suami.
Namun, saat ditemukan dirinya hanya menemukan sosok anaknya yang tergeletak diatas batu besar tempat sang istri tua menyusui. Sementara, sang istri tua sudah tertelan batu didalam ‘Batu Takup’ tak jauh dari batu besar tempat menyusui anaknya. Selain itu, sang suami pun berusah mencoba menarik sang istri. Sayangnya, saat ingin ditarik keatas seluruh badannya sudah tertelan dan hanya tersisa rambut. Sehingga pertolongan yang diberikan sia-sia.
”cerita yang saya dapat dari orangtua saya dulu, keluarga yang hidup disana tidak diketahui persis tahun berapa. Begitu juga nama sosok suami dan ke dua istrinya itu. Berikut dengan ke tiga anaknya. Sebab, orang tua kami juga mendengarkan cerita itu tidak tahu siapa namanya,” cerita Rosma, saat tengah berada di rumah anaknya, jalan Semangka 4 Kelurahan Panorama, Kecamatan Singaran Pati, Kota Bengkulu.
Konon, menurut cerita, jelas Rosma, sang suami, istri muda dan 3 orang anaknya pun ikut meninggal dunia di areal hutan tersebut. Kondisi ini terlihat dengan beberapa buah batu yang berada disekeliling areal itu. Namun, sayang Batu Takup itu saat ini sudah dibelah menjadi dua untuk dijadikan jalan setapak oleh pihak perusahaan setempat.
”Ada beberapa batu disana, saya rasa keluarga besar nya meninggal disana semua. Tapi, saya tidak tahu persis ceritanya. Itu yang saya dapat dari orang tua saya dulu,” jelas Rosma.
Di Batu Takup ini pengunjung bisa menikmati pemandangan yang cukup indah, yang mana terdapat perbukitan, lokasi wisata sudah dibenahi pihak perusahaan dengan menutupi batu lebar tempat menyusui sang anak serta pembuatan anak tangga. Untuk mempermudah para pelancong menuju Obyek Wisata, Batu Takup.
Nah, sudah kebayang kan bagiamana asyiknya? Ini wajib dikunjungi. Tapi pastikan dahulu kendaraan yang dipakai harus BENAR-BENAR dalam kondisi PRIMA!! Jalan terjal, berliku, curam siap menanti…
Jangan lupa juga bawa bekal makan, karena disana tidak ada yang jual satu pun. Kalau tak bawa bekal, dijamin pulang dari Obyek Wisata Batu Takup ini PASTI kelaparan. Bagaimana para pecinta wisata? Berani ke sini? Tanpa biaya pintu masuk kok..
Tunggu apa lagi, ayo berlibur ke tempat wisata di Desa Talang Arah Kecamatan Malin Deman, Mukomuko Bengkulu! So, liburan tidak perlu jauh-jauh, masih banyak tempat wisata menarik di Bengkulu yang belum habis tereksplore salah satunya Mukomuko, ‘Negeri Penghasil Lokan’!.

Senin, 07 November 2016

DARI JOGJAKARTA (IKMMJ) UNTUK MUKOMUKO



By : Julian Syafri (Koor. Div. Humas IKMMJ)




Suatu hari kami (IKMMJ) mendengar kabar angin bahwa akan adanya acara festival seni dan budaya nusantara, pada saat itu pula tersentak dalam pikiran kami untuk mengambil bagian dalam acara tersebut. Lalu kami pun mencoba menelusuri kepastian kabar tersebut. Banyak teman-teman yang berasal dari daerah lain kami hubungi, namun kami juga belum mendapati kejelasan acara tersebut. sapai suatu ketika kami mendapatkan kabar dari IKPMPB-J (Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Provinsi Bengkulu Jogjakarta), yang kemudian mengundang kami untuk datang ke Asrama Bengkulu dalam rangka menyambung tali silaturahmi, yang sebelumnya kami tidak mengetahui bahwa Provinsi Bengkulu mempunyai organisasi dan asrama di jogja. Undangan tersebut kami tanggapi dengan kegembiraan yang teramat dalam karena kami akan mempunyai saudara dari satu daerah yang sama. Seperti yang telah tertera dalam undangan, beberapa perwakilan dari kami hadir dalam silaturahmi tersebut. Kami mengobrol panjang lebar disana, mulai mengenai history asrama didirikan sampai mengenai kevakuman asrama  semenjak tahun 2006. Jujur sebagai warga bengkulu kami sangat perihatin melihat keadaan asrama tersebut, baik dari segi fisik (gedung, fasilitas dan lokasinya yang tidak strategis) yang memang sudah tidak layak, maupun segi non-fisiknya (Struktur Kepengusan, Dokumen-dokumen/Arsip-arsip, AD/ART, dll) yang juga tidak ada. Dari obrolan tersebut kami mendapati kabar akan adanya acara festival seni dan budaya nusantara yang akan diadakan tanggal 2-3 April ini, namun informasi itu juga belum terlalu jelas karena belum adanya undangan secara resmi dari pihak yang mengadakan acara festival. Dan dari pihak Asrama Begkulu mengajak kami untuk bergabung untuk ikut berpartisipasi dalam acara tersebut demi memperkenalkan bengkulu dan memecahkan kevakuman yang terjadi selama ini. Pada waktu itu, IKMMJ sepakat untuk ikut bergabung dalam acara festival demi kemajuan bengkulu. Untuk menindaklanjuti dan memantau perkembangan persiapan acara tersebut, maka disepakati setiap hari Kamis dan Minggu diadakannya rapat di Asrama Bengkulu.
Setelah kami mendapat kejelasan acara festival tersebut, dan sekaligus membahas hasil dari silaturahmi dengan asrama bengkulu, kami mengadakan rapat internal (IKMMJ) untuk menindak lanjuti kejelasan festival seni dan budaya nusantara dan ajakan dari asrama bengkulu untuk bergabung dalam acara tersebut. dari seluruh anggota yang hadir dalam rapat, mengatakan setuju untuk ikut berpartisipasi dalam acara fesitfal seni dan budaya nusantara dan bergabung dengan asrama provinsi bengkulu demi satu nama, yaitu “ BENGKULU ”. namun ada beberapa catatan yang perlu digaris bawahi. Yaitu; IKMMJ harus terlibat dalam seni dan budaya yang akan ditampilkan pada acara tersebut. IKMMJ harus mendapat bagian dalam tim/panitia untuk persiapan keikutsertaan dalam perlombaan. Dan IKMMJ harus menanpilkan ciri khas seni dan budaya Kabupaten Mukomuko dalam bentuk apa pun, baik tarian, musik, silat, masakan dan lain-lainnya yang ada di Mukomuko.
Pada hari Kamis, 10 Maret 2011, kami mengikuti kembali koordinasi di asrama bengkulu, dari koordinasi tersebut belum ditemuainya titik terang apa yang akan ditampilkan dalam festival, namun sudah ada gambaran mengenai kesenian, budaya dan masakan apa yang akan ditampilkan, hanya saja masih bersifat makro (sangat luas). Koordinasi hari itu juga membahas tentang pendanaan yang dibutuhkan untuk tampil dalam festival dan bagaimana cara penggalangan dana yang dilakukan.
Hari Minggu, 13 Maret 2011, seperti jadwal yang telah ditentukan, kami kembali mengikuti rapat di asrama bengkulu dengan kuota perwakilan lebih banyak dari sebelumnya. Rapat ini juga dihadiri lebih banyak dari rapat sebelumnya dan hampir dari perwakilan seluruh kabupaten yang ada di Bengkulu hadir disana. Dalam rapat  ini tersebut. terjadi perdebatan panjang yang saling menyanggah pendapat satu dengan pendapat yang lainnya, yang saling mempertahankan idenya masing-masing. Karena tidak ingin terlalu lama berdebat kusir, IKMMJ, yang diwakili oleh ketua, Apriansyah sembari mengingat hasil dalam rapat internal (IKMMJ), mengatakan bahwa IKMMJ untuk saat ini belum dapat bekerjasama dengan IKPMPB-J dalam acara ini dan memohon izin untuk mengikuti acara ini sendiri atas nama IKMMJ dan Kabupaten Mukomuko serta Provinsi Bengkulu. Lalu, perwakilan IKMMJ yang hadir dalam rapat meninggalkan asrama bengkulu tersebut. Keputusan itu lah yang membuat IKMMJ membulatkan kembali tekat awalnya untuk mengikuti festival seni dan budaya nusantara dengan menampilkan seni budaya dari Kabupaten Mukomuko.
Hari Minggu, 13 Maret 2011, setelah keputusan yang diambil dalam rapat di asrama bengkulu, IKMMJ langsung mengadakan rapat menyikapi keputusan yang diambil tersebut. yang menghasilkan: 1. Membentuk tim untuk menelusuri kejelasan informasi dan kepastian acara festival seni dan budaya nusantara yang diadakan oleh IKPMD-BABEL (Bangka Belitung); 2. Mempersiapkan seni dan budaya yang akan ditampilkan; 3. Mempersiapkan konsep pendanaan yang dibutuhkan. Dan menetapkan agenda rapat berikutnya.
Hari Sabtu, 19 Maret 2011, IKMMJ rapat kembali disekre sementara. Rapat ini menghasilkan : 1. Laporan tim  yang diutuskan untuk mencari kejelasan lebih jauh tentang acara seni dan budaya nusantara, membuahkan hasil. IKMMJ, mendapatkan undangan untuk tampil dalam festival; 2. Memutuskan untuk menampilkan Tarian Gandai dalam festival seni budaya nusantara, sekaligus membentuk tim yang akan membawakan tarian gandai tersebut; 3. Mencari pelatih tari dan menetapkan latihan secara berkala bagi tim tari; 4. Menetapkan iuran peranggota untuk men-support pendanaan; 4. Membentuk tim pendanaan untuk membuat proposal pendanaan yang akan diajukan ke Pemerintah Daerah Kabupaten Mukomuko.
Perjalanan Selama Latihan Tari
Dari rapat tersebut, tim tari kemudian mengadakan latihan secara berkala untuk mempersiapkan diri tampil dalam acara festival seni dan budaya nusantara. Namun, karena belum memiliki sekre yang tetap dan kondusif serta dana yang minim, maka latihan dilakukan diberbagai tempat, dikontrakan salah satu peserta tari yang sekaligus dijadikan sekre sementara dari IKMMJ, dikontrakan Divisi Sosial Budaya IKMMJ, di Wisma Bukit Barisan (Sumatra Utara), bahkan dilapangan-lapangan terbuka yang memungkinkan untuk latihan.
Latihan pertama, 20 Maret 2011. Dalam latihan pertama ini, tim tari masih susah menyatukan perasaan sesama penari, Karena penari-penari berasal dari daerah yang berbeda-beda dan bahkan mereka belum pernah bertemu sebelumnya. Maka dari itu, sebelum mengopakkan gerakan tarian, para penari punya tantangan yang harus diselesaikan yaitu saling memahami dan mengerti emosional masing-masing. Namun, dengan semangat kekeluargaan, seperti halnya organisasi ini didirikan, maka persoalan tersebut tidak begitu menyulitkan mereka. Hari itu latihan dilakukan selama 7 jam, dari pukul 09.00 wib – 15.00 wib.  Latihan hari itu lebih dilakukan tekanan ke macam-macam dan urutan gerakan yang ada dan yang akan dilakukan dalam tari gandai tersebut. “PR ” bagi masing-masing penari adalah mempelajari musik gandai dan gerakan yang telah diperagakan untuk dimatangkan lagi dirumah.
Latihan kedua, 23 Maret 2011. Seperti yang telah dijadwalkan, latihan berikutnya di sekre sementara (rumah kontrakan dari salah satu penari). Latihan hari itu dimulai pukul 17.00 wib. Sesuai dengan “PR ” yang diberikan, hari itu dilakukan pengaturan posisi dan penempatan masing-masing penari sekaligus praktek gerakan-gerakan yang di PR-kan kemarennya. Antusiasme dan semangat  yang membara untuk menunjukkan bahwa Kabupaten Mukomuko juga mempunyai seni dan budaya menjadi landasan latihan. Hari itu latihan diselesaikan pukul 22.00 wib dan ditentukan jadwal latihan berikutnya.
Latihan ketiga, 25 Maret 2011.  Seperti biasa, sebelum latihan tim penjemput para penari mulai bergerak menuju kerumah (kost-kotsan) masing-masing penari. Latihan hari itu diadakan di kontrakan divisi sosial dan budaya. Latihan dimulai pukul 18.00 wib. Latihan hari itu tidak jauh berbeda dengan latihan-latihan sebelumnya, hanya saja para penari telah menunjukkan kemajuan, kekompakan dan kerjasamanya masing-masing. Sudah terlihat adanya pengertian dan penyatuan emosional masing-masing. Latihan diakhiri dengan mengevaluasi latihan-latihan sebelumnya, penegasan kebulatan tekat dari tim tari dan seluruh anggota malam itu juga ditanyakan kembali oleh ketua IKMMJ untuk mengukuhkan kembali niat yang telah disepakati sebelumnya.
Latihan keempat, 26 Maret 2011.  Hujan kembali melanda kota Jogja mulai dari pagi hari. Kami melakukan koordinasi melalui sms mengenai pelaksanaan agenda latihan hari itu, yang rencana awalnya akan diadakan di Lapangan terbuka dekat UGM. Hujan pun belum menunjukkan keredaannya hingga sore hari. Akhirnya kami bersepakat alternative untuk mengadakan latihan di sekre sementara karena keadaan yang tidak mendukung tersebut. Latihan hari itu kami mulai pukul 15.00 wib.   Walaupun suasana diluar yang tak begitu bersahabat, namun keakraban, kekeluargaan, dan semangat dari kami mampu menghangatkan suasana hari itu. Latihan dilakukan sebanyak 5 kali ulangan tari gandai. Hari itu, durasi latihan hanya sampai jam 17.30 wib karena beberapa dari penari ada yang akan UTS (Ujian Tengah Semester) di kampus masing-masing. Namun, mulai hari itu kami bersepakat mengadakan latihan rutin setiap hari mengingat jadwal acara yang sudah hampir dekat. Dan mengenai tempat latihan akan menyesuaikan kemudian.
Latihan kelima, 27 Maret 2011. Pagi harinya ketua IKMMJ dan beberapa anggota yang lainnya dan juga dibantu oleh dewan pembimbing IKMMJ berusaha mencari tempat latihan yang memungkinkan, nyaman, layak dan pantas, juga diusahakan tidak berpindah-pindah lagi seperti latihan sebelum-sebelumnya. Usaha tersebut akhirnya membuahkan hasil, kami mendapatkan tempat latihan di Asrama Bukit Barisan (Sumatra Utara). Disana tersedia aula yang luas untuk tempat latihan. Sore harinya, sekitar pukul 17.30 wib, seperti jadwal yang telah ditentukan, kami semua berkumpul disekre sementara (kost wakil ketua IKMMJ) untuk kemudian bersama-sama berangkat ke Asrama Bukit Barisan tersebut. Latihan keenam dan ketujuh, 28 dan 29 Maret 2011. Tidak jauh berbeda dengan latihan kelima.
Latihan kedelapan, 30 Maret 2011. Terhitung dari hari ini, persiapan pelaksanaan pementasan tari tinggal 3 hari lagi. Namun, timbul permasalahan internal dalam tim tari. Permasalahan ini disebabkan banyaknya anggota jadwal kuliah dari tim tari yang bentrok dengan jadwal latihan, sementara waktu pementasan tinggal beberapa hari lagi. Disini Ketua Umum, Apriansyah mulai menegaskan kembali kepada seluruh tim tari,sebagai berikut; “sekarang saya ingin menanyakan kembali kepada seluruh tim tari, agenda pementasan ini sudah dekat, kalau kita tidak ingin tampil, lebih baik katakan dari sekarang, dari pada latihan kita beberapa hari ini menjadi sia-sia belaka, dan agar kita segera mengkonfirmasikan pembatalan pementasan ini. Namun, yang perlu diingat adalah seandainya kita membatalkan pementasan ini, kita akan mendapatkan malu, dan tidak akan dipercaya lagi oleh IKPMDI dan IKPMD-BABEL, dan juga kita akan dikucilkan serta dianggap pembangkang oleh IKPMPB-J. Dan kita juga akan mencorengkan nama Kabupaten Mukomuko disana.” Dengan perkataan demikian, tim tari pun mulai latihan dengan giat dan lebih serius lagi. Latihan hari itu kita mulai dari pukul 18.00-22.00 wib.
            Latihan kesembilan, 31 Maret 2011. Latihan terakhir ini kita mulai dari jam 17.00 wib, di Asrama Bukit Barisan (Sumut). Latihan hari itu, kita menggunakan pakaian tari yang akan kita tampilkan. seperti latihan sebelum-sebelumnya, latihan hari ini pun kita awali dengan doa agar apapun kegiatan yang kita lakukan hari itu mendapat berkah, rahmat dan hidayah dari-Nya. Alhasil, hari latihan terakhir itu pun berjalan dengan sukses seperti yang diharapkan. Di latihan trakhir ini, kita juga menggarap sinopsis karya IKMMJ, dengan berdasarkan sumber-sumber yang kita dapati, baik dari internet maupun langsung dari tim tari dan juga seluruh anggota IKMMJ yang ada. Sebelum penutupan latihan malam itu kita juga mengevaluasi perjalanan latihan persiapan tarian dari awal hingga latihan terakhir ini. Disana banyak kita dapati masukan-masukan, kritik serta saran dari seluruh anggota yang hardir pada malam itu. Sungguh malam yang penuh dengan kenang-kenangan yang tak akan pernah terlupakan.
            Latihan kesepuluh, 01 Maret 2011. Hari ini gladi bersih dilakukan di lokasi acara. Yang mana seharusnya gladi tersebut dilakukan pada pukul 15.00 wib, karena cuaca yang kurang mendukung, gladi pada sore itupun ditunda. Lalu, kami mencoba berkoordinasi dengan panitia untuk meminta solusi mengenai gladi bersih tersebut, lalu muncul tawaran dari panitia bagaimana kalau gladi dilakukan pada jam 01.00 Wib dini hari nanti, kami pun sempat sontak kaget mendengarnya, namun hanya itulah pilihan satu-satunya yang harus diambil kalau ingin melakukan gladi bersih. Jika gladi bersih tidak dilakukan, tim tari belum mendapat gambaran mengenai situasi panggung. Maka dari itu dengan semangat seluruh anggota dan tim tari demi Kabupaten Mukomuko kami pun akhrinya memutuskan untuk gladi bersih dini hari itu.
Sembari menununggu dini hari, kami berkumpul di sekre sementara sambil “sharing-sharing” dan memeberikan semangat sekaligus motivasi untuk seluruh anggota, khususnya tim tari dan juga mengenang suka duka selama latihan. Tak tersa lama bernostalgia, azdan maghrib pun berkumandang, kami lasung menuju masjid untuk sholat berjama’ah disana sembari berdo’a, meminta kepada yang diatas agar kami diberikan kemudahan dan kelancaran agar suksesnya acara ini.
Perjalanan Tim Pendanaan
            Sempat timbul pesimistis dari seluruh anggota akan keikut sertaan IKMMJ dalam acara ini. pasalnya, dana yang dimiliki IKMMJ tidak ada untuk men-support kegiatan ini. Walaupun adanya iuran dari seluruh anggota, namun tidak akan bisa mencukupi dana yang dibutuhkan. Bahkan ada anggota yang mengatakan bahwa ini perbuatan nekat, gila dan terlalu mengambil resiko. Kenapa tidak, seandainya IKMMJ tidak jadi berpartisipasi dalam acara tersebut, bukan saja IKMMJ yang akan mendapatkan “cemoohan” dari IKPMPB-J (Provinsi Bengkulu) yang dianggap telah membangkang karena menolak bergabung dan bekerjasama dalam acara ini, IKPM-BABEL (Bangka belitung) karena telah meminta undangan dan menyatakan akan mengikuti acara tersebut, yang sebelumnya IKMMJ tidak mendapatkan undangan dari IKPM-BABEL, bahkan IKPMDI (Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Daerah se-Indonesia) yang yang men-support acara tersebut, namun Kabupaten Mukomuko yang ada dibelakangnya pun akan ikut terkena imbasnya.  
            Dari landasan inilah yang kemudian membuat tim pendanaan termotivasi bekerja keras berusaha mencari sumber pendanaan untuk kesuksesan terlaksananya kegiatan ini. Lalu, tim pendanaan membuat proposal pendanaan yang targetan dan sekaligus menjadi harapan utamanya adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Mukomuko agar dapat memberikan belaskasihnya untuk dapat men-support terlaksananya kegiatan ini.  
Pelaksanaan Acara
          2 April 2011, hari yang ditunggu-tunggu akhirnya menjadi kenyataan, semua persiapan yang dilakukan menjadi taruhannya, jika pelaksanaan ini sukses maka nama IKMMJ dan Kabupaten Mukomuko serta Provinsi Bengkulu akan mendapatkan sambutan yang baik, apalagi penampilan ini dihadiri oleh pejabat-pejabat Pemerintahan dari Provinsi Yogyakarta dan pejabat-pejabat Pemerintah dari Provinsi Bangka Belitung.
            Sesuai yang tertera dalam random acara, IKMMJ mendapat urutan tampil ke-6 pada hari pertama, 2 April 2011, tepatnya pukul 21.40 wib. Suasana “tegang” pun melanda kami semua, Terutama tim tari seperti orang terkena penyakit jantung, yang mengalami kegagalan untuk memompakan darah mengalir keseluruh tubuh.  Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba, waktu pementasan yang telah lama dinanti-nanti pun datang, berikut cuplikan pementasan  Tari Gandai Kreasi tersebut :

Pencak Silat


 

Penari