Kamis, 02 Februari 2017

                                                    ANDAI   
                 
                     
andai aku jadi atap bagi bumiku
andai aku yang jadi alasa bagi bumiku
andai aku menjadi pelindung bumiku
andai aku aku jadi pusat bumiku
andai ....
andai ....
andai aku bisa terbang
andai aku bisa melayang
andai aku bisa menyentuh awan
andai aku bisa bermain di atasnya
andai....
andai....
andai aku bisa menjaga negaraku
andai aku bisa mngeyaomi rakyat negaraku
andai aku bisa mengobati rakyat negaraku
andai aku bisa mengajar murid-murid  negaraku
andai ...
andai ...

andai ber andai 
andai ber andai

itu saja yang kamu lakukan
itu saja yang hanya kamu bisa
itu saja kelakuan mu
itu saja lamunan mu

ya itu saja
aku lelah dengan andai mu
keluhan mu
keinginan mu
cita-cita mu

kau hanya meratapi nya saja
kau hanya bisa berucap
kau hanya berlamun
dan kau hanya bisa ber andai

tak bisa kah kau mewjudkannya
dengan usaha
dengan kemampuanmu
dengan kerja kerasmu

hey manusia sadarlah
hey manusia bepkir lah logis
hey manusia sadar 

"sadar tuhan tidak akan mewujudkanya jika kamu tak berusaha"


Kamis, 01 Desember 2016

Asal Usul Tari Gandai

Asal Usul Tari Gandai
BERBAGAI cerita rakyat yang menjadi asal mula nama sebuah daerah juga dimiliki Kecamatan Malin Deman, Kabupaten Mukomuko, Bengkulu. Konon, dahulu nama Malin Deman berasal dari nama seorang pemuda yang memiliki nama Ahli Deman. Ia menjalani kehidupan di Hulu Sungai Batang Muar Capo bersama seorang pembantunya, Slamek. Bagaimana kisah Malin Deman hingga bertemu seorang putri yang bernama Puti Bungsu dan asal usul Tari Gandai. Berikut cerita singkatnya.

DEMON FAJRI, Malin Deman.

Pada zaman dahulu, di Hulu Sungai Batang Muar Capo hidup seorang pemuda yang bernama Ahli Deman, ayahnya Datok Rajo Tuo dan Ibunya Siti Rajo Kayo. Pada suatu malam, Ahli Deman bermimpi didatangi oleh orang tuanya dan berkata ‘’Hai si Buyung Malin Deman, pergilah engkau ke Batang Air Muar Capo pada saat hari baik bulan Batuah waktu bulan purnama. Di situ ada Puti Bungsu turun dari langit hendak mandi,’’ saut Datok Rajo Tuo, yang diceritakan Tokoh Masyarakat Desa Talang Arah, Zahidin.
Pria kelahiran Talang Arah, 16 Juni 1968, kembali  menceritakan, Malin Deman belum juga mau pergi karena diliputi rasa keraguan yang mendalam, karena dia menganggap mimpi adalah bunga tidur. Namun, pada malam berikutnya Malin Deman kembali bermimpi persis sama seperti malam sebelumnya, dan pada malam ketiga pun mimpi itu muncul kembali. Akhirnya, Malin Deman tergerak hatinya untuk pergi ke Hulu Sungai Batang Air Muar Capo yang berada di Ipuh tengah. Batang Air Muar Capo terbagi tiga yaitu Ipuh Tengah, Ipuh Panjang dan Ipuh Ilau.
Malin Deman berangkat tidak sendirian, melainkan ditemani oleh pembantunya, Slamek. Pada sore Minggu malam Senin, ketika bulan purnama. Saat berjalan, Malin Deman menemukan sehelai rambut, ia berkata “Mek, saya mendapatkan sehelai rambut”. Rambut yang ditemukan cukup panjang, jika diukur dengan Meter maka panjangnya mencapai 7 Meter, sedangkan jika diukur dengan Hasta panjangnya mencapai 7 Hasta. Disinilah Malin Deman mulai bahagia sambil meneruskan perjalanannya. Tak lama kemudian, sebelum tiba di Hulu Sungai, Malin Deman menemukan gadis-gadis berparas cantik sedang mandi. Tapi, diantara beberapa gadis terdapat seorang gadis yang mandi terpisah dari yang lain.
‘’Malin Deman terus memandangi wajah wanita-wanita itu, yang tengah mandi. Namun, dia hanya tertaik pada satu wanita yang saat mandi terpisah dengan wanita-wanita lainnya,’’ kenang, suami dari Masrida Wati.
Dirinya kembali mengenang, apa yang sempat diceritakan orang tauanya, saat itu dalam pikiran Malin Deman, gadis yang mandi sendirian adalah si Puti Bungsu. Gadis itu mandi di bawah sebatang pohon yang bernama Kanidai. Malin Deman menyinggahkan perahunya di dekat sebuah batu berukuran besar, sekarang dikenal dengan Batu Malin Deman. Selanjutnya, Malin Deman berpura-pura memancing dan matanya tetap tertuju pada Puti Bungsu yang tengah asik mandi.
Tanpa sengaja, Malin Deman melihat baju milik Puti Bungsu yang berada di pinggir sungai. Malin Deman pun mulai mencari akal untuk mendapatkan baju itu. Timbul dalam pikiran malin Deman untuk mengambil baju dengan menggunakan Ilmu Pukam atau Ilmu Hitam yang dimilikinya. Setelah baju diperoleh, Malin Deman kembali lagi ke bawah pohon Kanidai dan berpura-pura memancing.
‘’Dia memikirkan, jika wanita yang mandi terpisah itu bisa menjadi pujaan hatinya,’’ lanjut orang tua dari Yanuar.
Sehabis mandi, Puti Bungsu kembali ke darat bersama saudaranya untuk mengganti pakaian. Tapi, Puti Bungsu kaget dan heran bajunya telah hilang, sedangkan baju milik saudaranya masih ada. Sambil menangis, Puti Bungsu mengadukan hal itu kepada saudaranya. “Itulah dik, kalau mandi hendaknya satu tempat, karena orang bumi banyak akalnya,” kata salah seorang saudaranya sembari terbang ke langit. Puti Bungsu pun tinggal sendiri.
Puti Bungsu berjalan sendiri, sambil mencari bajunya. Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan seorang nenek, Puti Bungsu pun berkata ‘’Hai nenek, adakah melihat bajuku hanyut?’’. Nenek itupun menjawab ‘’Jangankan dapat, goyangpun tidak pancing ku ini,’’ cerita Bapak 4 orang anak ini, meniru ucapan Malin Deman.
Ia menambahkan, Puti Bungsu terus melanjutkan perjalanannya, di tengah perjalanan Puti Bungsu kembali bertemu seotang laki-laki berambut memutih bukan karena uban (sudah tua) tapi karena terkena bunga pohon Kanidai yang jatuh. ‘’Hai kakek tua, adakah melihat baju hanytu’’, sang kakek menjawab ‘’Hai Puti Bungsu berhentilah berjalan dan pergilah pulang, anak gadis tidak boleh berjalan sendirian’’ kata sang kakek yang tak lain adalah Malin Deman, jelas Jalal seolah meniru ucapan Malin Deman.
Puti Bungsu kembali menjawab ‘’Aku mau pulang kek, tapi aku tidak punya baju untuk pulang’’. Kakek pun bertanya ‘’Jadi sekarang kamu mau pulang?,’’. ‘’Iya, tapi aku takut,’’ jawab Puti Bungsu, tambah Kades Talang Arah ini.
Beberapa hari kemudian, Puti Bungsu diminta untuk menampilkan tari gandao oleh penduduk. Tak mau pikir panjang, Puti Bungsu langsung pergi ke belakang rumah untuk mempersiapkan gandai yang akan dilaksanakan saat malam hari. Ketika berada di belakang rumah, ia bertemu dengan tiga ekor elang. Puti Bungsu meminta pertolongan ketiga ekor elang mengajarkannya. Merasa belum puas, Puti Bungsu pergi ke pohon Cempaka yang tengah berbunga. Puti Bungsu berseru ‘’hai bunga, tolong temani saya untuk bergandai,’’. Permintaan Puti Bungsu dikabulkan, imbuh Zahidin mengingat sejarah tari gandai.
Ketika malam tiba, penduduk desa memanggil Puti Bungsu agar menampilkan gandai. Untuk meniru bunyi Elang, Malin Deman membuat Serunai dari Bambu Telang Perindu sepanjang tujuh ruas dan lidahnya adalah daun kelapa gading. Sedangkan untuk bunyi sayap, Salamek membuatkan alat yang terbuat dari kulit Kijang. Setelah semua alat siap, Puti Bungsu menampilkan Tari Gandai dengan judul Nenet dengan dibantu oleh Eluh dan Cempaka.
‘’Puti dan Malin Deman itu saling jatuh cinta dan pada akhirnya menikah,’’ sahut pria yang hobi mancing itu.
Saat tampil, penduduk senang dan gembira, wajah ketiganya (Puti Bungsu, Malin Deman dan Salamek) berseri dan sesekali bergerak seragam atau serentak. Malam kedua diteruskan lagi dan ternyata saudara-saudara Puti Bungsu yang berjumlah enam orang turun dari langit untuk menggantikannya menari dan bergandai. Puti Bungsu sangat bahagia, hatinya mendengar berita saudara-saudaranya akan turun. Dalam pesta pernikahan ini, Malin Deman memberikan pengumuman barang siapa yang ingin menyabung ayam, silakan datang. Hukuman bagi yang kalah, ayamnya dipotong dan membayar.
‘’Sejak itulah tari gandai mulai di kembangkan warga, hingga saat ini, yang mana dalam acara resepsi pernikahan biasanya selalu ditampilkan tari gandai,’’ tutup bapak yang suka berhomor ini.(***)

 Tersebutlah dahulu kala, pada zaman kerajaan kampung Sakti Rantau Batuah di daerah Muko-muko propinsi Bengkulu Utara. Di sebuah desa bernama Limo Koto, di sini hidup seorang ibu bersama anaknya Nibung, ia anak yang patuh dan rajin menolong orang tua atau sesamanya. Semenjak kecil ia telah ditinggal mati oleh ayahnya. Saat menginjak usia dewasa seperti anak lainnya, ibunya pun ingin melihat anaknya menikah, mempunyai istri dan cucu.
Suatu hari Nibung dipanggil ibunya. Ibunya menyuruh Nibung untuk mencari pendamping hidup. Ia hanya tertunduk dan mengangguk diam, sesaat kemudian ia lalu menjawab. Ia bukannya membantah kata-kata ibunya, namun ia tak kuasa meninggalkan ibu sendirian. Tapi ibunya sangat berharap supaya Nibung cepat-cepat menikah, karena ibunya benar-benar ingin melihat Nibung punya istri dan ingin menimang cucu. Walau terasa berat untuk meninggalkan ibunya apabila menikah nanti, tapi ia berusaha memenuhi permintaan ibunya tersebut.
Ketika Nibung berjalan di tepi payau kecil di tengah hutan tempat ia mencari kayu bakar, sambil memandangi keadaan sekelilingnya. Ia teringat akan pesan ibunya, ia baru sadar setelah mulai gelap, sehingga ia bergegas pulang ke rumah seperti biasa. Keesokan harinya Nibung masih mengumpulkan sisa kayu di dalam hutan yang belum selesai di hari sebelumnya. Ketika Nibung sedang asyik mengumpulkan kayu bakar, ia tersentak karena ia melihat sesosok gadis yang duduk sambil melempar batu, kumpulan tanah serta ranting-ranting kecil ke tengah payau. Langkah demi langkah kecil beserta detak jantung yang tidak stabil, dengan sedikit rasa takut dan penuh keraguan Nibung mendekati sosok gadis yang sedang termenung tersebut.
*Akhirnya walau diri masih dibalut dengan keraguan, Nibung memberanikan diri untuk menyapanya. Alangkah terkejutnya Nibung, pancaran diri gadis tersebut sungguh menakjubkan. Sehingga membuat diri Nibung sekejap terpana, ternyata dia bertemu dengan seorang gadis yang cantik rupawan, dengan rambut lurus yang hitam panjang terurai, dengan bibir merah tipis berlesung pipih di tambah kulit putih halus bagaikan sutera, dan hidung sedikit mancung dengan pandangan mata yang sipit penuh dengan pesona ke ayuan.
Sapaan gadis tersebut membuat Nibung tersentak kaget dari lamunannya. Dengan rasa malu dan bimbang Nibung memberanikan diri untuk berkenalan, sampai akhirnya mereka semakin akrab dan Nibung berani mengantarkannya pulang. Ternyata gadis tersebut bernama Wulan Putri, anak kampung seberang yang jalan-jalan berkelana menikmati keindahan alam.
 Semenjak kejadian pertemuan pertama itu, Nibung merasa melalui hari-hari dan putaran dunia dengan penuh bahagia, wajahnya semakin cerah dan penuh semangat bagaikan telah menemukan tempat kehidupan baru yang lebih sempurna. Ia semakin giat dalam beribadah serta penampilannya sehari-hari selalu rapi. Hal itu membuat heran dan penuh tanda tanya bagi ibunya, karena tidak biasanya Nibung sebahagia atau bersikap seperti itu. Namun naluri seorang ibu selalu tahu tentang anaknya, bahwa Nibung sedang jatuh hati karena telah menemukan seorang gadis idamannya. Tapi siapa gerangan gadis yang bisa menabur benih kebahgiaan itu kepada Nibung, ibunya tidak tahu.
Setelah keduanya selesai makan, ibunya menanyakan perihal yang membuat perubahan kepada Nibung setelah beberapa hari tersebut.  Akhirnya Nibung menceritakan semua yang telah ia alami sampai bisa menemukan sampai jatuh cinta dengan seorang gadis cantik penyejuk hati yang bernama Wulan Putri kepada ibunya. Ibunya ikut serontak merasakan bahagia mendengarkan cerita dari anaknya itu, ia berharap Nibung bisa menaburkan cintanya serta bisa meraih cinta yang tulus dari gadis tersebut. Hari semakin hari, siang berganti malam, dan minggu berganti Nibung dan Wulan Putri lalui berjumpa untuk bergurau bersama. Akhirnya Nibung melontarkan isi hatinya yang selama ini ia pendam untuk Wulan Putri. Ternyata lontaran kata cinta yang keluar dari mulut Nibung tidak bertepuk sebelah tangan, diam-diam Wulan Putri juga telah jatuh hati kepada seorang pria yang bernama Nibung. Semakin hari Nibung semakin semangat mencari nafkah, karena ia tahu suatu saat nanti ia akan meminang kekasihnya itu, tentunya akan menjadi tulang punggung dalam mahligai rumah tangga.
Sederet bergulirnya waktu, bulan datang silih berganti. Tibalah saatnya hari bahagia dengan tekad serta niat yang tulus di hati Nibung untuk meminang kekasihnya yang bernama Wulan Putri. Tapi nasib berkata lain, kesuksesan itu tidak semudah membalik telapak tangan, pinangannya tidak segampang ungkapan cinta yang ia lontarkan sebelumnya, ternyata cinta suci itu memang penuh rintangan berbagai arus gelombang yang siap menerjang. Wulan Putri telah dijodohkan dengan pemuda lain yang melebihi segalanya disbanding Nibung. Namun Nibung tahu bahwa Wulan Putri sangat mencintainya, dalam suasana hati yang gundah gulana Nibung menyampaikan pesan agar Wulan Putri bisa menemuinya di pinggir payau tempat pertemuan mereka pertama kalinya. Di pinggir payau itu Nibung mengungkapkan kekecewaan serta harapan cintanya kepada Wulan Putri, dengan penuh tulus ia mengatakan bahwa payau tersebut akan menjadi saksi mata cintanya yang suci, cintanya tidak akan pernah luntur disiram hujan serta tidak akan kering diterpa kemarau seperti tidak keringnya air payau tersebut. Ternyata Wulan Putri juga merasakan hal yang sama, cintanya tidak akan pernah tumbang diterpa badai. Tapi ia tidak bisa menolak keinginan ayah beserta bundanya. Mereka diam membisu, bermenung dan merenung tanpa kata dengan hati yang kacau. Mereka saling menatap kebisuan bagaikan dunia kosong tanpa penghuni, akhirnya Nibung memeluk Wulan Putri erat-erat sambil meneteskan air mata kepiluan hati.
Selang waktu mereka tersentak oleh bisikan suara yang menggema dari tengah payau. Wahai Nibung, dengar dan yakinlah bahwa aku akan menolongmu dalam mewujudkan cintamu karena ketulusan hati dan ketakwaanmu pada yang Maha Kuasa, pulanglah kalian. Namun ingat, tetaplah selalu dalam ketakwaanmu dan nanti dirikanlah rumah kalian di pinggir payau ini. Sekejap suara bisikan itu menghilang, Nibung merasakan telah bermimpi, tapi ia sadar kalau ia telah mendapat anugerah dari yang Maha Kuasa. Akhirnya mereka pun segera pulang. Seiring berjalannya waktu tidak disangka ayah Wulan Putri akhirnya merestui hubungan Nibung dengan anaknya, karena dilain pihak pemuda yang dijodohkan kepada Wulan Putri ternyata mempunyai tingkah laku yang kurang baik.
Singkat cerita, direncanakanlah hari pernikahan Nibung dengan Wulan Putri. Pesta pernikahan mereka pun berlangsung dengan meriah. Sebulan setelah berlangsungnya pernikahan, Nibung mulai membangun rumahndi pinggir payau sesuai pesan dari suara bisikan yang ia dengar di pinggir payau sebelumnya. Setelah rumah itu selesai dibangun, mereka menapaki kehidupan dengan penuh tawa dan canda bahagia. Sembilan bulan telah berlalu, Kehidupan Wulan Putri mulai berat membawa beban, karena ia sedang hamil tua anak pertamanya. Betapa bahagianya hati kedua sejoli ini, karena tidak lama lagi mereka akan menjadi seorang ibu dan ayah bagi anak-anak mereka. Tidak lama berselang waktu hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Betapa riangnya hati Nibung karena istrinya melahirkan kembar lima, namun apa hendak dikata tuhan telah berencana lain dibalik kebahagiaan itu semua. Istri dan kelima anak kembarnya dijemput dengan pelan-pelan oleh Sang Pencipta. Hari itu bagaikan terasa kiamat, bumi bergoncang, terbelah dan langit jatuh berhamburan menerpa luar angkasa, petir menggelegar saling sambar-menyambar. Kebahagiaan yang dahulu kini telah berganti duka, keceriaan yang lama telah bertukar lara. Kini tangisan tidak bersuara menjelma, hanya air mata mengalir ke hati bagaikankan air hujan membasahi bumi, tidak terbendung lagi dari kesedihan yang diderita oleh Nibung.
Nibung tidak ingin larut dengan kesedihan yang berkepanjangan, sehingga ia berdo’a kepada Yang Maha Kuasa sambil melihat ke tengah payau. “Wahai Tuhan yang telah mengubah rasa bahagiaku dengan sedih yang menderita hati ini, jadikanlah payau ini menjadi danau seperti danaunya hatiku apabila aku teteskan air mata, agar rasa cintaku ini pada istri beserta anak-anakku tidak luput ditelan waktu, dengan anugerahmu.” Sekejap mata Nibung pun menghilang dan payau tersebut menjadi danau berpulau lima atau jika dilihat dari atas berbentuk bintang lima, yang menandakan kelima Putra-Putri Nibung dan Wulan Putri. Konon walau tidak banyak yang tahu apabila sepasang kekasih datang berwisata dan memohon dengan niat yang tulus, insyaallah hubungan tersebut akan di restui oleh kedua orang tua. Sekarang Danau Nibung, objek wisata yang terletak di Desa Ujung Pandang, Kecamatan Muko Muko Utara, Kabupaten Muko Muko, Provinsi Bengkulu ini, menjadi objek wisata andalan kabupaten setempat. Danau Nibung, lokasinya mudah dijangkau dan hanya berjarak 6 km dari Kota Muko Muko, ibu kota Kabupaten Muko Muko.
                                                              
                                                                                                 Sungai Rengas, 2010

 
 Mandi Angin waterfall locates in Air Berau Village, Pondok Suguh District Mukomuko regency. The hight of this waterfall is 120 meters to show beautiful scene. In waterfall surrounding area there are forest view, pure mountain water, fresh air. The neaest Village from waterfall is about 20 kms. If we need to go there by motorcycle and by foot about 3 kms. We must pass PT. DDP Plantation’s road and meet steep hill in the bank of dewa river. In There we need to prepare extra power and concentration.
Actually this place is a potential place for recration and tourist area. To develope this destination Mukomuko Regency Goverment must involve all components of society so that it can be become a favourit destination in Mukomuko.The Mukomuko Regency Goverment has effort promoting this destiantion through some evens and society activities.

Keakuan Pancasila

Keakuan Pancasila

Kesempurnaannya adalah keakuannya dan itu penting !
Orang mana yang tak kenal pancasila?
– Oh yah, perbatasan.
Orang mana yang tak hapal pancasila?
– Oh yah, calon hakim agung.
Orang mana yang tak mengamalkan pancasila?
– Oh yah, masih ada?
Masih ada? Di Indonesia masih ada yang mengamalkannya? Pertanyaan bodoh. iyalah bodoh, sesederhana ada lomba blog terkait pancasila aja udah nunjukin masih ada kok yang peduli dengannya,masih ada kok pergerakan untuknya. siapa? Kamu, dia, Mereka, kalian, kita ? siapa yang peduli? Hati siapa yang tahu dia ikut lomba blog kenapa? Kali aja cuman pengen dapet uangnya, atau numpang eksis, dan yah emang bener-bener peduli sama pancasila. At least, ketika dia mencoba menulis setidaknya dia mencoba untuk lebih dekat dengan pancasila “ one step closer”. Begitupun dengan saya one step closer to pancasila.
Saya cukup berpikir lama untuk membuat tulisan ini, apa yang harus saya katakan? apa yang harus saya sampaikan? apa yang saya katakan adalah harus benar? saya terus membolak-balikan mata saya, menatap seseorang dan berbicara padanya, seseorang yang berada dalam cermin, dan ini yang harus saya katakan.
Saya seorang mahasiswa, saya seorang warga negara Indonesia, saya tinggal di Indonesia, berkembang dan tumbuh di Indonesia dan lahirpun di Indonesia, adakah alasan saya untuk tidak mengenal negara saya sendiri?
Ada, keingintahuan saya. Seberapa besar rasa ingin tahu yang saya miliki untuk mempertanyakannya dan mencari jawaban seperti apa negara saya, seperti apa bangsa saya, apakah saya mencari tahu tentang hal itu? itu dia permasalahannya.
Rasa ingin tahu yang saya atau kita? mungkin, miliki di kepung habis oleh sesuatu yang lebih seksi dan belum pernah kita jamah,secara naluriah kita akan mencintai negara sendiri tapi secara manusiawi kita pasti mencintai budaya orang lain, lifestyle orang lain, produk orang lain, dan semuanya didapat dengan satu jalan lurus melewati celah yang dibentuk sangat apik dengan deretan huruf di keyboard menarikan jemari kita membentuk rangkaian kata yang kini sudah bisa dibaca “drama korea terbaru 2016”, satu klik dan BOM semua informasi ada dihadapan anda. apasih yang gak bisa kita dapat dari internet? internet bebas tak terbatas, itulah yang membuat saya menelusuri betapa uniknya Indonesia.
Walaupun saya harus memperlihatkan sisi gelap saya sebagai bangsa Indonesia, adalah menyukai drama korea daripada sinetron Indonesia pun lebih menyukai musik pop korea daripada musik pop indonesia. inilah kenyataannya, mereka telah berhasil meracuni otak saya untuk menyukai budaya mereka yang tidak pernah absen dalam setiap dramanya.”hey guys kalo lu  tau budaya Korea tuh kalah sama budaya kita, mereka cuma punya satu bahasa walaupun dibeberapa daerah memiliki dialek berbeda, coba Indonesia yang memiliki ratusan suku bangsa dan setiap daerahnya itu punya bahasa yang berbeda pun dengan dialek yang berbeda, kaya akan bahasakan negara kita, walaupun beraneka ragam bahasa yang kita miliki kita masih disatukan dengan bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia, dan lagi di Korea hanya terdapat satu baju adat yaitu hanbok coba Indonesia baju batik aja memiliki motif yang berbeda disetiap daerahnya belum lagi baju adat asal daerah masing-masing, tapi kita masih disatukan sama baju batik yang sekarang kita pakai setiap hari jumat. Gila gak sih mereka bisa nampilin budaya yang secuil itu dan menghipnotis berbagai negara disegala penjuru dunia. Gila gak sih Indonesia gak bisa nampilin itu? gila gak sih kita gak bisa buka mata “lihat seutuhnya Indonesia”. Gila gak sih kita?
jadi apa kata kuncinya? bahwa mencintai budaya sendiri tidak cukup dengan cinta satu malam, jika kita tidak tertarik mencari tahu budaya Indonesia sendiri, tolonglah sugguhkan acara yang menampilakan budaya Indonesia itu sendiri, mereka berhasil dan itu menarik perhatian, apa salahnya kita mencolong ilmu untuk menonjolkan budaya yang kita miliki bukan malah mencolong karya mereka. itu yang sekarang terjadi, menyedihkan. Atau kita harus meminta bantuan negara lain untuk mencolong budaya kita, dan setelah itu kita akan ramai-ramai mencintai budaya kita sendiri. itu lebih menyedihkan.
Suatu kewajaran dalam sebuah negara dimana ada warganya yang lebih mencintai budaya orang lain, yang menjadi perkaranya adalah siapa yang paling dominan? Orang yang mencintai budayanya sendiri atau orang yang mencintai budaya orang lain, atau justru kita membutuhkan orang lain untuk mencintai budaya sendiri?
yang kita butuhkan adalah KEAKUAN
Keakuan pancasila, terdengar seperti keegoisan seorang wanita atau kekuasaan seorang raja yang semena-mena?. Orang akan berpikir keakuan adalah sesuatu hal yang harus dimusnahkan, adalah sesuatu yang buruk untuk diri, adalah sesuatu yang harus dihindarkan.
tidak untuk pancasila, keakuan adalah dimana kita bangga terhadap jati diri negara kita sendiri, adalah tetap kuat walau diterpa ombak dari arus globalisasi, adalah mempertahankan keunikan yang kita miliki, adalah mempertahankan nilai yang kita junjung tinggi, adalah pancasila.
Pancasila, semua hal yang terkandung dalam pancasila adalah suatu kesempurnaan yang pernah diciptakan oleh akal manusia, manusia mana guys yang bisa berpikir sebijaksana itu? negara mana guys yang dalam pembukaan undang-undangnya memikirkan kesejahteraan negara lain, Indonesia doang yang bilang “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”. Gila negara mana coba yang memikirkan negara orang lain, Indonesia doang. Sayangnya kesempurnaan itulah yang kadang tidak diminati banyak orang pesimis di negara ini.
Bagaimana bisa kesempurnaannya membuatnya diacuhkan orang. Benar, di negara kita banyak orang pesimis, mereka melihat pancasila terlalu tinggi untuk digapai, mereka bilang pancasila terlalu egois dengan kesempurnaan nilai yang terkandung didalamnya, mereka kalah sebelum bertanding, mereka adalah kita?. Ibarat kata nilai pancasila adalah parameter kehidupan kita maka pancasila akan membuat hidup kita sempurna. seandainya keakuan  pancasila kita turunkan, maka turun pula derajat hidup kita. ibarat target yang musti kita tempuh, itulah pancasila. keakuan pancasila penting untuk mempertahankan keunikan negara kita.
Kita akan terus terombang-ambing ketika tidak ada yang bisa kita pegang, kita akan terus tertidas ketika kita tidak berani melawan. Kita akan terus terdzolimi ketika kita hanya diam. “lakukan apa yang bisa lu lakukan buat negara lu, lu gak perlu jadi anggota DPR buat bikin negara lu jadi lebih baik dengan segala kebijakan dan pasal yang lu buat, lu gak perlu jadi presiden buat bikin lu punya power dan pengaruh buat ngerubah negara ini, lu hanya perlu jadi diri lu beserta kekuatan lu. Lu mau jadi apa? Penulis? Sok tulislah cerita yang ngebuat Indonesia menjadi lebih baik, lu mau jadi sutradara? Sok buat film yang membuat Indonesia menjadi lebih baik, lu mau menjadi guru? Sok bikin anak didik lu menjadi penerus bangsa yang cinta akan budayanya.” semuanya didasarkan pada keakuan pancasila, gak perlu takut untuk menjadi berbeda, takutlah untuk menjadi sama seperti mereka. hal yang paling mengerikan adalah jika keakuan pancasila diturunkan maka  penyeragaman budaya pun akan terjadi di dunia. aku kamu sama = nothing special (tidak spesial)
Semuanya akan berjalan sejalan keakuan-Nya, kalau aku dan kamu menjadi kita. Walaupun terkadang saya merasa jahat dengan negara saya sendiri, gak tahu malu, hidup dimana, makan dari mana, ngejungjung negara mana, disharmoni dalam hati dan pikiran. At least saya mempunyai mimpi untuk Indonesia, merubahnya menjadi baik melalui karya, berpijak pada keakuan pancasila, mementingkan keunikan negara. Itu saya, kamu?


Senin, 14 November 2016

BATU TAKUP LAGENDA RAKYAT MUKOMUKO

Batu Besar yang dijadikan tempat Menyusui Cerita Legenda Batu Takup di Desa Talang Arah Kecamatan Malin Deman Kabupaten Mukomuk
Batu Besar yang dijadikan tempat Menyusui Cerita Legenda Batu Takup di Desa Talang Arah Kecamatan Malin Deman Kabupaten Mukomuko
 Berbicara tentang Bumi Rafflesia, tak ada habisnya. Banyak orang yang senang menghabiskan waktu liburan atau akhir pekan di Provinsi Bengkulu. Salah satunya, Kabupaten Mukomuko, dengan sejuta tempat wisata yang unik. Disamping tempat wisata yang sengaja dibangun, banyak kekayaan alam yang sayang untuk dilewatkan.
Mukomuko bukan Kabupaten ‘Numpang Lewat’, sebab di Kampung Sakti Rantau Batuah ini memiliki Obyek Wisata dalam Sebuah Cerita Legenda. Ditambah lagi, saat pagi hari pemandangan disini sangat indah, diselingi kabut pagi yang mulai beranjak pergi dengan ditemani sang buruh perusahaan perkebunan, mencoba peruntungan dengan memanen Tandan Buah Segar (TBS), yang mulai terbangun bersamaan dengan senyuman sang mentari pagi.
Obyek Wisata Batu Takup adalah batu yang memiliki nilai historis dan sejarah. Sejak zaman dahulu hingga kini Batu Takup menjadi salah satu obyek wisata di Kecamatan Malin Deman. Namun, belum cukup dikenal dan banyak dikunjungi wisatawan.
Batu ini terletak di wilayah Desa Talang Arah Kecamatan Malin Deman, Kabupaten Mukomuko. Dari Kota Bengkulu, Batu Takup bisa ditempuh melalui jalur darat baik kendaraan roda dua maupun roda empat dengan waktu tempuh sekitar 5 Jam perjalanan atau sekitar 187 KM.
Menuju Batu Takup merupakan sebuah perjalanan yang sangat mengejutkan! Wuzz.,agak lebay memang, tapi kalau sudah buktiin sendiri, baru bisa mengerti. Sebab, perjalanannya lebih ekstrem. Tidak hanya naik turun, berkelok-kelok, berbatu koral, tanah kuning, medan yang dilewati, weleh-weleh kalau motor dan mobil yang tidak bener-benar dalam kondisi prima, bisa hancur tuh…
Untuk menuju kesana, kita mesti berhenti di Kecamatan Ipuh terlebih dahulu. Dari sana, pelancong melanjutkan perjalanan ke Kecamatan Malin Deman dengan melintasi Desa Sibak yang berjarak sekitar 4 Km hingga tiba di areal perkebunan sawit salah satu perusahaan Desa Talang Arah.
Obyek Wisata Batu Takup, dikenal bukan hanya karena panoramanya yang indah, tetapi juga dikenal karena legendanya yang sangat mashur. Menurut cerita warga setempat, batu ini merupakan sebuah kisah legenda yang dikenal masyarakat Malin Deman. Kisah ini menceritakan sosok laki-laki yang memiliki istri dua atau ‘Poligami, hidup mereka miskin, konon semasa itu dipercayai menetap di areal hutan Desa Talang Arah.
Diceritakan Rosma (76) warga Desa Talang Arah, semasa itu sosok laki-laki memiliki dua orang istri. Dari istri pertama, pria itu memiliki 3 orang buah hati, sementara istri muda belum dikaruniai anak. Namun, dalam perjalanan hidup mereka, laki-laki itu lebih sayang dengan istri muda dari pada istri tua.
Siingat Rosma yang ia dapat dari orang tuanya, sang pria lebih sayang dengan istri muda. Istri tua pun merasa iba hati atas perhatian lebih yang diberikan dengan istri muda. Singkat cerita, istri tua memutuskan untuk meninggalkan sang suami, dengan berlari ke hutan belantara. Dalam pelariannya itu, istri tua menitipkan dua orang anaknya yang telah beranjak remaja. Sementara anaknya yang masih menyusui dibawa dirinya.
Setelah beberapa jam perjalanan di hutan belantara, istri tua menemukan batu besar yang datar. Disana, dirinya beristirahat untuk menyusui anaknya. Usai menyusui anaknya, sang ibu pun berkata dengan anaknya itu ‘Tinggal lah di sini nak (Diatas batu,red), ibu mau bunuh diri,’ itu sepenggal ucapan yang masih teringat dibenak Rosma.
Mendengar istri tua meninggalkan rumahnya, sang suami pun berusaha mencari keberadaan sang istri tua. Setelah menguras keringat cukup banyak akhirnya keberadaan sang istri tua pun ditemukan sang suami.
Namun, saat ditemukan dirinya hanya menemukan sosok anaknya yang tergeletak diatas batu besar tempat sang istri tua menyusui. Sementara, sang istri tua sudah tertelan batu didalam ‘Batu Takup’ tak jauh dari batu besar tempat menyusui anaknya. Selain itu, sang suami pun berusah mencoba menarik sang istri. Sayangnya, saat ingin ditarik keatas seluruh badannya sudah tertelan dan hanya tersisa rambut. Sehingga pertolongan yang diberikan sia-sia.
”cerita yang saya dapat dari orangtua saya dulu, keluarga yang hidup disana tidak diketahui persis tahun berapa. Begitu juga nama sosok suami dan ke dua istrinya itu. Berikut dengan ke tiga anaknya. Sebab, orang tua kami juga mendengarkan cerita itu tidak tahu siapa namanya,” cerita Rosma, saat tengah berada di rumah anaknya, jalan Semangka 4 Kelurahan Panorama, Kecamatan Singaran Pati, Kota Bengkulu.
Konon, menurut cerita, jelas Rosma, sang suami, istri muda dan 3 orang anaknya pun ikut meninggal dunia di areal hutan tersebut. Kondisi ini terlihat dengan beberapa buah batu yang berada disekeliling areal itu. Namun, sayang Batu Takup itu saat ini sudah dibelah menjadi dua untuk dijadikan jalan setapak oleh pihak perusahaan setempat.
”Ada beberapa batu disana, saya rasa keluarga besar nya meninggal disana semua. Tapi, saya tidak tahu persis ceritanya. Itu yang saya dapat dari orang tua saya dulu,” jelas Rosma.
Di Batu Takup ini pengunjung bisa menikmati pemandangan yang cukup indah, yang mana terdapat perbukitan, lokasi wisata sudah dibenahi pihak perusahaan dengan menutupi batu lebar tempat menyusui sang anak serta pembuatan anak tangga. Untuk mempermudah para pelancong menuju Obyek Wisata, Batu Takup.
Nah, sudah kebayang kan bagiamana asyiknya? Ini wajib dikunjungi. Tapi pastikan dahulu kendaraan yang dipakai harus BENAR-BENAR dalam kondisi PRIMA!! Jalan terjal, berliku, curam siap menanti…
Jangan lupa juga bawa bekal makan, karena disana tidak ada yang jual satu pun. Kalau tak bawa bekal, dijamin pulang dari Obyek Wisata Batu Takup ini PASTI kelaparan. Bagaimana para pecinta wisata? Berani ke sini? Tanpa biaya pintu masuk kok..
Tunggu apa lagi, ayo berlibur ke tempat wisata di Desa Talang Arah Kecamatan Malin Deman, Mukomuko Bengkulu! So, liburan tidak perlu jauh-jauh, masih banyak tempat wisata menarik di Bengkulu yang belum habis tereksplore salah satunya Mukomuko, ‘Negeri Penghasil Lokan’!.

Senin, 07 November 2016

DARI JOGJAKARTA (IKMMJ) UNTUK MUKOMUKO



By : Julian Syafri (Koor. Div. Humas IKMMJ)




Suatu hari kami (IKMMJ) mendengar kabar angin bahwa akan adanya acara festival seni dan budaya nusantara, pada saat itu pula tersentak dalam pikiran kami untuk mengambil bagian dalam acara tersebut. Lalu kami pun mencoba menelusuri kepastian kabar tersebut. Banyak teman-teman yang berasal dari daerah lain kami hubungi, namun kami juga belum mendapati kejelasan acara tersebut. sapai suatu ketika kami mendapatkan kabar dari IKPMPB-J (Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Provinsi Bengkulu Jogjakarta), yang kemudian mengundang kami untuk datang ke Asrama Bengkulu dalam rangka menyambung tali silaturahmi, yang sebelumnya kami tidak mengetahui bahwa Provinsi Bengkulu mempunyai organisasi dan asrama di jogja. Undangan tersebut kami tanggapi dengan kegembiraan yang teramat dalam karena kami akan mempunyai saudara dari satu daerah yang sama. Seperti yang telah tertera dalam undangan, beberapa perwakilan dari kami hadir dalam silaturahmi tersebut. Kami mengobrol panjang lebar disana, mulai mengenai history asrama didirikan sampai mengenai kevakuman asrama  semenjak tahun 2006. Jujur sebagai warga bengkulu kami sangat perihatin melihat keadaan asrama tersebut, baik dari segi fisik (gedung, fasilitas dan lokasinya yang tidak strategis) yang memang sudah tidak layak, maupun segi non-fisiknya (Struktur Kepengusan, Dokumen-dokumen/Arsip-arsip, AD/ART, dll) yang juga tidak ada. Dari obrolan tersebut kami mendapati kabar akan adanya acara festival seni dan budaya nusantara yang akan diadakan tanggal 2-3 April ini, namun informasi itu juga belum terlalu jelas karena belum adanya undangan secara resmi dari pihak yang mengadakan acara festival. Dan dari pihak Asrama Begkulu mengajak kami untuk bergabung untuk ikut berpartisipasi dalam acara tersebut demi memperkenalkan bengkulu dan memecahkan kevakuman yang terjadi selama ini. Pada waktu itu, IKMMJ sepakat untuk ikut bergabung dalam acara festival demi kemajuan bengkulu. Untuk menindaklanjuti dan memantau perkembangan persiapan acara tersebut, maka disepakati setiap hari Kamis dan Minggu diadakannya rapat di Asrama Bengkulu.
Setelah kami mendapat kejelasan acara festival tersebut, dan sekaligus membahas hasil dari silaturahmi dengan asrama bengkulu, kami mengadakan rapat internal (IKMMJ) untuk menindak lanjuti kejelasan festival seni dan budaya nusantara dan ajakan dari asrama bengkulu untuk bergabung dalam acara tersebut. dari seluruh anggota yang hadir dalam rapat, mengatakan setuju untuk ikut berpartisipasi dalam acara fesitfal seni dan budaya nusantara dan bergabung dengan asrama provinsi bengkulu demi satu nama, yaitu “ BENGKULU ”. namun ada beberapa catatan yang perlu digaris bawahi. Yaitu; IKMMJ harus terlibat dalam seni dan budaya yang akan ditampilkan pada acara tersebut. IKMMJ harus mendapat bagian dalam tim/panitia untuk persiapan keikutsertaan dalam perlombaan. Dan IKMMJ harus menanpilkan ciri khas seni dan budaya Kabupaten Mukomuko dalam bentuk apa pun, baik tarian, musik, silat, masakan dan lain-lainnya yang ada di Mukomuko.
Pada hari Kamis, 10 Maret 2011, kami mengikuti kembali koordinasi di asrama bengkulu, dari koordinasi tersebut belum ditemuainya titik terang apa yang akan ditampilkan dalam festival, namun sudah ada gambaran mengenai kesenian, budaya dan masakan apa yang akan ditampilkan, hanya saja masih bersifat makro (sangat luas). Koordinasi hari itu juga membahas tentang pendanaan yang dibutuhkan untuk tampil dalam festival dan bagaimana cara penggalangan dana yang dilakukan.
Hari Minggu, 13 Maret 2011, seperti jadwal yang telah ditentukan, kami kembali mengikuti rapat di asrama bengkulu dengan kuota perwakilan lebih banyak dari sebelumnya. Rapat ini juga dihadiri lebih banyak dari rapat sebelumnya dan hampir dari perwakilan seluruh kabupaten yang ada di Bengkulu hadir disana. Dalam rapat  ini tersebut. terjadi perdebatan panjang yang saling menyanggah pendapat satu dengan pendapat yang lainnya, yang saling mempertahankan idenya masing-masing. Karena tidak ingin terlalu lama berdebat kusir, IKMMJ, yang diwakili oleh ketua, Apriansyah sembari mengingat hasil dalam rapat internal (IKMMJ), mengatakan bahwa IKMMJ untuk saat ini belum dapat bekerjasama dengan IKPMPB-J dalam acara ini dan memohon izin untuk mengikuti acara ini sendiri atas nama IKMMJ dan Kabupaten Mukomuko serta Provinsi Bengkulu. Lalu, perwakilan IKMMJ yang hadir dalam rapat meninggalkan asrama bengkulu tersebut. Keputusan itu lah yang membuat IKMMJ membulatkan kembali tekat awalnya untuk mengikuti festival seni dan budaya nusantara dengan menampilkan seni budaya dari Kabupaten Mukomuko.
Hari Minggu, 13 Maret 2011, setelah keputusan yang diambil dalam rapat di asrama bengkulu, IKMMJ langsung mengadakan rapat menyikapi keputusan yang diambil tersebut. yang menghasilkan: 1. Membentuk tim untuk menelusuri kejelasan informasi dan kepastian acara festival seni dan budaya nusantara yang diadakan oleh IKPMD-BABEL (Bangka Belitung); 2. Mempersiapkan seni dan budaya yang akan ditampilkan; 3. Mempersiapkan konsep pendanaan yang dibutuhkan. Dan menetapkan agenda rapat berikutnya.
Hari Sabtu, 19 Maret 2011, IKMMJ rapat kembali disekre sementara. Rapat ini menghasilkan : 1. Laporan tim  yang diutuskan untuk mencari kejelasan lebih jauh tentang acara seni dan budaya nusantara, membuahkan hasil. IKMMJ, mendapatkan undangan untuk tampil dalam festival; 2. Memutuskan untuk menampilkan Tarian Gandai dalam festival seni budaya nusantara, sekaligus membentuk tim yang akan membawakan tarian gandai tersebut; 3. Mencari pelatih tari dan menetapkan latihan secara berkala bagi tim tari; 4. Menetapkan iuran peranggota untuk men-support pendanaan; 4. Membentuk tim pendanaan untuk membuat proposal pendanaan yang akan diajukan ke Pemerintah Daerah Kabupaten Mukomuko.
Perjalanan Selama Latihan Tari
Dari rapat tersebut, tim tari kemudian mengadakan latihan secara berkala untuk mempersiapkan diri tampil dalam acara festival seni dan budaya nusantara. Namun, karena belum memiliki sekre yang tetap dan kondusif serta dana yang minim, maka latihan dilakukan diberbagai tempat, dikontrakan salah satu peserta tari yang sekaligus dijadikan sekre sementara dari IKMMJ, dikontrakan Divisi Sosial Budaya IKMMJ, di Wisma Bukit Barisan (Sumatra Utara), bahkan dilapangan-lapangan terbuka yang memungkinkan untuk latihan.
Latihan pertama, 20 Maret 2011. Dalam latihan pertama ini, tim tari masih susah menyatukan perasaan sesama penari, Karena penari-penari berasal dari daerah yang berbeda-beda dan bahkan mereka belum pernah bertemu sebelumnya. Maka dari itu, sebelum mengopakkan gerakan tarian, para penari punya tantangan yang harus diselesaikan yaitu saling memahami dan mengerti emosional masing-masing. Namun, dengan semangat kekeluargaan, seperti halnya organisasi ini didirikan, maka persoalan tersebut tidak begitu menyulitkan mereka. Hari itu latihan dilakukan selama 7 jam, dari pukul 09.00 wib – 15.00 wib.  Latihan hari itu lebih dilakukan tekanan ke macam-macam dan urutan gerakan yang ada dan yang akan dilakukan dalam tari gandai tersebut. “PR ” bagi masing-masing penari adalah mempelajari musik gandai dan gerakan yang telah diperagakan untuk dimatangkan lagi dirumah.
Latihan kedua, 23 Maret 2011. Seperti yang telah dijadwalkan, latihan berikutnya di sekre sementara (rumah kontrakan dari salah satu penari). Latihan hari itu dimulai pukul 17.00 wib. Sesuai dengan “PR ” yang diberikan, hari itu dilakukan pengaturan posisi dan penempatan masing-masing penari sekaligus praktek gerakan-gerakan yang di PR-kan kemarennya. Antusiasme dan semangat  yang membara untuk menunjukkan bahwa Kabupaten Mukomuko juga mempunyai seni dan budaya menjadi landasan latihan. Hari itu latihan diselesaikan pukul 22.00 wib dan ditentukan jadwal latihan berikutnya.
Latihan ketiga, 25 Maret 2011.  Seperti biasa, sebelum latihan tim penjemput para penari mulai bergerak menuju kerumah (kost-kotsan) masing-masing penari. Latihan hari itu diadakan di kontrakan divisi sosial dan budaya. Latihan dimulai pukul 18.00 wib. Latihan hari itu tidak jauh berbeda dengan latihan-latihan sebelumnya, hanya saja para penari telah menunjukkan kemajuan, kekompakan dan kerjasamanya masing-masing. Sudah terlihat adanya pengertian dan penyatuan emosional masing-masing. Latihan diakhiri dengan mengevaluasi latihan-latihan sebelumnya, penegasan kebulatan tekat dari tim tari dan seluruh anggota malam itu juga ditanyakan kembali oleh ketua IKMMJ untuk mengukuhkan kembali niat yang telah disepakati sebelumnya.
Latihan keempat, 26 Maret 2011.  Hujan kembali melanda kota Jogja mulai dari pagi hari. Kami melakukan koordinasi melalui sms mengenai pelaksanaan agenda latihan hari itu, yang rencana awalnya akan diadakan di Lapangan terbuka dekat UGM. Hujan pun belum menunjukkan keredaannya hingga sore hari. Akhirnya kami bersepakat alternative untuk mengadakan latihan di sekre sementara karena keadaan yang tidak mendukung tersebut. Latihan hari itu kami mulai pukul 15.00 wib.   Walaupun suasana diluar yang tak begitu bersahabat, namun keakraban, kekeluargaan, dan semangat dari kami mampu menghangatkan suasana hari itu. Latihan dilakukan sebanyak 5 kali ulangan tari gandai. Hari itu, durasi latihan hanya sampai jam 17.30 wib karena beberapa dari penari ada yang akan UTS (Ujian Tengah Semester) di kampus masing-masing. Namun, mulai hari itu kami bersepakat mengadakan latihan rutin setiap hari mengingat jadwal acara yang sudah hampir dekat. Dan mengenai tempat latihan akan menyesuaikan kemudian.
Latihan kelima, 27 Maret 2011. Pagi harinya ketua IKMMJ dan beberapa anggota yang lainnya dan juga dibantu oleh dewan pembimbing IKMMJ berusaha mencari tempat latihan yang memungkinkan, nyaman, layak dan pantas, juga diusahakan tidak berpindah-pindah lagi seperti latihan sebelum-sebelumnya. Usaha tersebut akhirnya membuahkan hasil, kami mendapatkan tempat latihan di Asrama Bukit Barisan (Sumatra Utara). Disana tersedia aula yang luas untuk tempat latihan. Sore harinya, sekitar pukul 17.30 wib, seperti jadwal yang telah ditentukan, kami semua berkumpul disekre sementara (kost wakil ketua IKMMJ) untuk kemudian bersama-sama berangkat ke Asrama Bukit Barisan tersebut. Latihan keenam dan ketujuh, 28 dan 29 Maret 2011. Tidak jauh berbeda dengan latihan kelima.
Latihan kedelapan, 30 Maret 2011. Terhitung dari hari ini, persiapan pelaksanaan pementasan tari tinggal 3 hari lagi. Namun, timbul permasalahan internal dalam tim tari. Permasalahan ini disebabkan banyaknya anggota jadwal kuliah dari tim tari yang bentrok dengan jadwal latihan, sementara waktu pementasan tinggal beberapa hari lagi. Disini Ketua Umum, Apriansyah mulai menegaskan kembali kepada seluruh tim tari,sebagai berikut; “sekarang saya ingin menanyakan kembali kepada seluruh tim tari, agenda pementasan ini sudah dekat, kalau kita tidak ingin tampil, lebih baik katakan dari sekarang, dari pada latihan kita beberapa hari ini menjadi sia-sia belaka, dan agar kita segera mengkonfirmasikan pembatalan pementasan ini. Namun, yang perlu diingat adalah seandainya kita membatalkan pementasan ini, kita akan mendapatkan malu, dan tidak akan dipercaya lagi oleh IKPMDI dan IKPMD-BABEL, dan juga kita akan dikucilkan serta dianggap pembangkang oleh IKPMPB-J. Dan kita juga akan mencorengkan nama Kabupaten Mukomuko disana.” Dengan perkataan demikian, tim tari pun mulai latihan dengan giat dan lebih serius lagi. Latihan hari itu kita mulai dari pukul 18.00-22.00 wib.
            Latihan kesembilan, 31 Maret 2011. Latihan terakhir ini kita mulai dari jam 17.00 wib, di Asrama Bukit Barisan (Sumut). Latihan hari itu, kita menggunakan pakaian tari yang akan kita tampilkan. seperti latihan sebelum-sebelumnya, latihan hari ini pun kita awali dengan doa agar apapun kegiatan yang kita lakukan hari itu mendapat berkah, rahmat dan hidayah dari-Nya. Alhasil, hari latihan terakhir itu pun berjalan dengan sukses seperti yang diharapkan. Di latihan trakhir ini, kita juga menggarap sinopsis karya IKMMJ, dengan berdasarkan sumber-sumber yang kita dapati, baik dari internet maupun langsung dari tim tari dan juga seluruh anggota IKMMJ yang ada. Sebelum penutupan latihan malam itu kita juga mengevaluasi perjalanan latihan persiapan tarian dari awal hingga latihan terakhir ini. Disana banyak kita dapati masukan-masukan, kritik serta saran dari seluruh anggota yang hardir pada malam itu. Sungguh malam yang penuh dengan kenang-kenangan yang tak akan pernah terlupakan.
            Latihan kesepuluh, 01 Maret 2011. Hari ini gladi bersih dilakukan di lokasi acara. Yang mana seharusnya gladi tersebut dilakukan pada pukul 15.00 wib, karena cuaca yang kurang mendukung, gladi pada sore itupun ditunda. Lalu, kami mencoba berkoordinasi dengan panitia untuk meminta solusi mengenai gladi bersih tersebut, lalu muncul tawaran dari panitia bagaimana kalau gladi dilakukan pada jam 01.00 Wib dini hari nanti, kami pun sempat sontak kaget mendengarnya, namun hanya itulah pilihan satu-satunya yang harus diambil kalau ingin melakukan gladi bersih. Jika gladi bersih tidak dilakukan, tim tari belum mendapat gambaran mengenai situasi panggung. Maka dari itu dengan semangat seluruh anggota dan tim tari demi Kabupaten Mukomuko kami pun akhrinya memutuskan untuk gladi bersih dini hari itu.
Sembari menununggu dini hari, kami berkumpul di sekre sementara sambil “sharing-sharing” dan memeberikan semangat sekaligus motivasi untuk seluruh anggota, khususnya tim tari dan juga mengenang suka duka selama latihan. Tak tersa lama bernostalgia, azdan maghrib pun berkumandang, kami lasung menuju masjid untuk sholat berjama’ah disana sembari berdo’a, meminta kepada yang diatas agar kami diberikan kemudahan dan kelancaran agar suksesnya acara ini.
Perjalanan Tim Pendanaan
            Sempat timbul pesimistis dari seluruh anggota akan keikut sertaan IKMMJ dalam acara ini. pasalnya, dana yang dimiliki IKMMJ tidak ada untuk men-support kegiatan ini. Walaupun adanya iuran dari seluruh anggota, namun tidak akan bisa mencukupi dana yang dibutuhkan. Bahkan ada anggota yang mengatakan bahwa ini perbuatan nekat, gila dan terlalu mengambil resiko. Kenapa tidak, seandainya IKMMJ tidak jadi berpartisipasi dalam acara tersebut, bukan saja IKMMJ yang akan mendapatkan “cemoohan” dari IKPMPB-J (Provinsi Bengkulu) yang dianggap telah membangkang karena menolak bergabung dan bekerjasama dalam acara ini, IKPM-BABEL (Bangka belitung) karena telah meminta undangan dan menyatakan akan mengikuti acara tersebut, yang sebelumnya IKMMJ tidak mendapatkan undangan dari IKPM-BABEL, bahkan IKPMDI (Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Daerah se-Indonesia) yang yang men-support acara tersebut, namun Kabupaten Mukomuko yang ada dibelakangnya pun akan ikut terkena imbasnya.  
            Dari landasan inilah yang kemudian membuat tim pendanaan termotivasi bekerja keras berusaha mencari sumber pendanaan untuk kesuksesan terlaksananya kegiatan ini. Lalu, tim pendanaan membuat proposal pendanaan yang targetan dan sekaligus menjadi harapan utamanya adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Mukomuko agar dapat memberikan belaskasihnya untuk dapat men-support terlaksananya kegiatan ini.  
Pelaksanaan Acara
          2 April 2011, hari yang ditunggu-tunggu akhirnya menjadi kenyataan, semua persiapan yang dilakukan menjadi taruhannya, jika pelaksanaan ini sukses maka nama IKMMJ dan Kabupaten Mukomuko serta Provinsi Bengkulu akan mendapatkan sambutan yang baik, apalagi penampilan ini dihadiri oleh pejabat-pejabat Pemerintahan dari Provinsi Yogyakarta dan pejabat-pejabat Pemerintah dari Provinsi Bangka Belitung.
            Sesuai yang tertera dalam random acara, IKMMJ mendapat urutan tampil ke-6 pada hari pertama, 2 April 2011, tepatnya pukul 21.40 wib. Suasana “tegang” pun melanda kami semua, Terutama tim tari seperti orang terkena penyakit jantung, yang mengalami kegagalan untuk memompakan darah mengalir keseluruh tubuh.  Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba, waktu pementasan yang telah lama dinanti-nanti pun datang, berikut cuplikan pementasan  Tari Gandai Kreasi tersebut :

Pencak Silat


 

Penari